-
Buku-Buku Agatha Christie
Aku hanya membaca sebagian kecil–sangat sedikit–dari karya-karya Agatha Christie dalam kurun waktu yang teramat panjang (sejak duduk di bangku SMP hingga usia pernikahanku 19 tahun). Namun, sebagai perempuan yang bisa dikatakan sedikit menggemari cerita detektif, melewatkan serial-serial yang ditulis Agatha adalah sebuah kelalaian yang mendatangkan penyesalan. Aku tidak ingin menyesali apa pun, terlebih saat aku masih punya kesempatan melakukan hal yang semestinya kukerjakan. Membaca adalah bagian dari rekreasi yang paling menyenangkan dan menemukan buku sebagus yang ditulis Christie sama beruntungnya dengan bonus-bonus di hari istimewa, seperti THR saat lebaran, misalnya. Kembali sejenak pada sosok Agatha Christie yang kisah hidupnya sama menarik dengan novel-novel detektif yang ditulisnya. Aku masih duduk di…
-
Mengenal Anak Melalui Kamus Perasaan
Saat membeli buku ini, melihat tata letak dan ilustrasinya, kukira ini memang beneran buku buat anak, sampai aku membaca tanda usia di belakang kover: U 21+. Ya, buku Apa Namanya? Kamus Perasaan Anak yang ditulis Park, Sung-woo dan ilustrator Kim, Hyo-eun ini ternyata bukan diperuntukkan bagi anak-anak usia 18 tahun ke bawah. Walau aku sendiri tentunya tidak melarang Faza yang usianya 10 tahun membaca buku ini. Kadang-kadang Kareem yang usianya 4,8 tahun pun minta aku membacakannya karena tertarik dengan ilustrasi di buku tersebut. Tanda usia di kover belakang menurutku bukanlah larangan untuk dibaca anak, tetapi lebih dimaksudkan bahwa buku ini kemungkinan besar tak serta merta dipahami oleh anak usia di…
-
“Ekspektasi yang Menghancurkan”
“Resensi buku Jika Kita Tak Pernah Baik-baik Saja by Alvi Syahrin” Beberapa kejadian dalam hidup ini kadang membuat kita tak lepas dari rasa kecewa dan membuat semangat hidup berkurang. Terkadang kita merasa tinggal di dunia yang penuh dengan orang-orang egois. Bahkan teman-teman yang kita pikir baik ternyata juga tidak sebaik yang diharapkan. Buku Alfi Syahrin berjudul “Jika Kita Tak Pernah Baik-Baik Saja” banyak menguatkan kita tentang hidup. Bagaimana hidup terus berjalan dengan kelapangan hati yang berlandaskan ajaran Islam. Salah satu kalimat dalam buku ini: “ekspektasilah yang menghancurkanku, bukan mereka” sepertinya berlaku untukku yang merasa selama ini kebanyakan bermimpi daripada melakukan aksi. Saya merasa terlalu tinggi ekspektasi terhadap diri dan…
-
Konspirasi Unik Mengaduk Emosi
“Manusia terbentuk dari impian tanpa itu, kita hanyalah robot yang bergerak mengikuti hiruk pikuk dunia, tapi tidak mengiringi irama yang dilantunkan bumi,” ini adalah salah satu paragraf favorit saya. Buku konspirasi alam ini menjadi buku yang membahagiakan juga sekaligus bisa menjadi healing bagi saya dikala sulitnya menyelesaikan tugas akhir kuliah. Di sela-sela kelelahan tugas kuliah biasanya buku Fiersa yang satu ini aku bawa ke mana-mana. Ia selalu kuselipkan di ransel kesayangan. Buku ini ukurannnya yang mungil dan ringan, jadi mudah dibawa dan bisa kubuka kapan saja. Melalui buku ini, aku jadi percaya pada kekuatan kata-kata. Kisah asmara Ana dan Juang dalam Konspirasi Alam Semesta membuatku tenggelam dalam berbagai emosi. Buku…
-
Sebuah “Catatan Juang” Fiersa Besari
Catatan Juang merupakan sebuah novel motivasi. Kisah di dalamnya bisa dikatakan merupakan cerita hidup penulis tentang bagaimana perjalanan hidupnya menghadapi konflik diri, keluarga, dan bagaimana dia belajar hal-hal baru dalam perjalanannya. Bagaimana pandangannya jika ada yang meminta tolong dalam pekerjaan; jangan sibuk dengan jobdesc, mana tahu dari hal itu banyak peluang yang bisa didapatkan. “Hidup ini keras jangan buktikan dirimu kuat, yang membedakan pecundang dengan pemenang, pecundang memebiarkan diri jatuh, sedangkan pemenang terus berdiri.” Ini merupakan kutipan yang paling mengesankan bagiku. Buku ini menceritakan bagaimana kisah keluarga yang begitu banyak lika liku, termasuk bagaimana penulis bisa menyelesaikan pendidikannya. Buku ini hampir sama tebal dan ukurannya dengan buku Fiersa lainnya. Namun…
-
Bercerita Tentang Kala Marnie Ada
Saya baru saja selesai membaca buku When Marnie Was There yang ditulis Joan G. Robinson, saya rasa buku itu tentang perasaan yang dalam, kesepian yang berbicara pada dunia melalui sikap dan karakter Anna dan kerinduan akan kasih sayang. Saya sempat merasa sangat antusias di awal, saat adegan Anna dengan ibu angkat–yang dipanggilnya dengan Bibi Preston– yang sedang meluruskan topi Anna di depan gerbong kereta. Bibi Preston sedang melepaskan keberangkatan Anna ke Little Overton, sebuah desa fiksi yang diciptakan Joan G. Robinson yang terletak di tepi pantai Norfolk, Inggris. Lalu pada pertengahannya, saya sempat mandek membaca beberapa hari dan berganti bacaan sejenak. Ketika mulai melanjutkan lagi, saya semakin menyadari novel ini…